Ramadhan di Jepang Saat Pandemi COVID-19
Menjalani Ramadhan di Jepang Saat Pandemi COVID-19
Tidak
seperti Ramadhan yang pernah aku lewati selama empat tahun sebelumnya, kali ini beberapa kemeriahan perayaan Bulan Penuh Rahmah tidak dapat dilakukan
karena kondisi pandemi yang tengah melanda sebagian besar negara di dunia, Jepang
pun tak terkecuali. Berikut ini kisah dalam menjalankan Ramadhan di Jepang
saat pandemi COVID-19.
Ramadhan di Tsukuba, Jepang
Tiada
hentinya kupanjatkan kehadirat Allah SWT, atas nikmat dan rezeki yang telah
dilimpahkan kepada kami sekeluarga sampai dengan hari ini, salah satunya adalah
memiliki kesempatan untuk menjalani aktivitas Bulan Suci Ramadahan di Jepang.
Tahun
2020 bertepatan dengan1441 Hijriah, merupakan tahun kelima bagiku dalam menjalani bulan
Ramadhan di tahun kedua Era Kekuasaan Kaisar Naruhito Jepang yang barusaja dilantik Oktober 209 lalu. Menjadi tahun
keenam bagi suamiku. Tahun 2015, ia harus menjalani ibadah puasa tanpa istri dan
anak dengan menempati asrama mahasiswa single Universitas Tsukuba,
karena sebagai Research Student tahun pertama di Fakultas tempatnya
bernaung belum diperkenankan untuk memboyong serta keluarga ke Jepang.
Banyak
pelajaran, pengalaman dan hal mengesankan yang aku rasakan selama menjalankan ibadah bulan puasa dengan tinggal di Tsukuba, kota yang terletak di
Provinsi Ibaraki, Jepang. Kota yang terletak sekitar 60 km di sebelah timur
laut Kota Metropolitan Tokyo.
Sejak
tahun 2016, yang artinya sudah selama empat tahun berbagai kegiatan
religius kami sekeluarga jalani bersama komunitas muslim di kota yang mendapat
julukan sebagai Kota Ilmu Pengetahuan Jepang, Tsukuba Science City.
Mulai dari menjalani puasa dengan durasi lebih panjang dari waktu di Tanah Air, pergi
ke Masjid untuk beribadah sholat wajib dan/ Tarawih, bersosialisai dengan Komuntas Muslim dari berbagai negara, serta mempersiapkan dan
mengikuti event berbuka puasa bersama di Masjid.
Pandemi COVID-19
Tetapi
ada yang berbeda dengan Ramadhan kali ini. Sejak awal tahun, Sebagian
besar negara di dunia mulai dilanda pandemi suatu penyakit setelah sebelumnya
hal ini terjadi pertama kali di Kota Wuhan, Tiongkok pada akhir 2019.
Bahkan
pada 11 Maret 2020, World Health Organization (WHO) telah mengumumkan
status pandemi global untuk penyakit virus corona 2019 yang juga disebut corona
virus disease 2019 (COVID-19). Dalam istilah
kesehatan, pandemi berarti terjadinya wabah suatu penyakit yang menyerang
banyak korban, serempak di berbagai negara. Sementara dalam kasus COVID-19,
badan kesehatan dunia WHO menetapkan penyakit ini sebagai pandemi karena
seluruh warga dunia berpotensi terkena infeksi penyakit COVID-19. Dengan
ditetapkannya status global pandemic tersebut, WHO sekaligus
mengonfirmasi bahwa COVID-19 merupakan darurat internasional.
Jepang di Masa Pandemi COVID-19
Mulai 7 April 2020 Status Keadaan Darurat atau 緊急事態宣言,
(baca: kinkyuu jitai sen gen), resmi diberlakukan pada tujuh Prefektur di Jepang, antara
lain Tokyo, Kanagawa, Saitama, Chiba, Hyogo, Osaka dan Fukuoka. Bahkan baru
sepuluh diberlakukan karena meningkatnya
jumlah orang yang terpapar, pada tanggal 17 April 2020 PM Jepang, Shinzo Abe,
mengubah Status Keadaan Darurat tersebut menjadi diberlakukan tak hanya di
tujuh Prefektur saja melainkan di seluruh Jepang tak terkecuali.
Hal ini tentu sangat berdampak dengan
aktivitas masyarakat. Pemerintah telah mengeluarkan himbauan untuk membatasi aktivitas di luar rumah, mengupayakan
teleworking, menghindari keramaian, bila perlu untuk bepergian (keperluan mendesak)
agar menghindari rush hour, menjaga jarak dengan orang lain, sampai dengan
menunda/menghindari acara berkumpul, serta selalu memakai masker sebagai pencegahan
agar droplet tidak tersebar untuk penularan dari/ke orang lain. Bahkan kegiatan bersekolah pun diliburkan,
yang tadinya hanya sampai 19 April diperpanjang sampai dengan 31 Mei 2020.
Aktivitas Keagaaman di Masjid Tsukuba
Sampai dengan akhir Maret 2020, kegiatan
keagamaan di Masjid Tsukuba masih dilakukan seperti biasa, yakni sholat
berjamaah dan kajian komunitas. Sebagai warga negara yang baik tentu saja
berkewajiban mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Setelah sejak
pertengahan Maret memberlakukan pembatasan durasi serta upaya menjaga jarak
antar jamaah dengan membagi kloter pelaksanaan Sholat Jumat, ahirnya pada 4
April 2020, Forum Keluarga Muslim Indonesia Tsukuba (FKMIT) sebagai salah satu
Komunitas Muslim Tsukuba akhirnya mendapatkan informasi resmi yang dikeluarkan
oleh Tsukuba Islamic Association (TIA), sebagai penanggung jawab Masjid
Tsukuba, perihal diberhentikannya kegiatan sholat berjamaah serta penutupan
bangunan Masjid sementara waktu. Puncaknya
adalah dikeluarkannya pengumaman tentang himbauan TIA kepada seluruh komunitas
muslim agar melaksanaan Tarawih di rumah selama bulan Ramadhan 1441 H. Artinya segala bentuk kegiatan yang
biasa dilakukan di masjid yang terletak sekitar 2,5 Km dari Tsukuba
University Hall atau lebih dikenal dengan 大学会, (baca:
daigaku kaikan) menjadi tidak bisa dilakukan.
Kemeriahan Ramadhan seperti melaksanan Tarawih,
Kajian Al-Quran, Ifthor (kegiatan berbuka puasa bersama) serta I’tikaf
di Masjid yang urung dilakukan tentu menimbulkan sedikit kesedihan bagi seluruh
jamaah. Terutama karena Ramadhan tahun ini sebetulnya kami dapat merasakan nikmatnya
beribadah di bangunan Masjid Tsukuba yang diresmikan tanggal 3 Januari 2020 lalu.
Bangunan Baru Masjid Tsukuba. Sumber: Dokumentasi Pribadi |
Mengambil Hikmah dan Mengoptimalkan Ibadah
Namun sebagai ummat-Nya kita harus dapat
mengambil hikmah atas peristiwa yang Allah tetapkan, demikian juga halnya
dengan Pandemi COVID-19 ini. Beberapa hikmah yang dapat dipetik adalah membuat
kita sadar bahwa manusia hanyalah makhluk yang lemah, tidak ada yang berkuasa
memberikan wabah ini selain Allah dan tidak ada yang bisa menghilangkan wabah
ini selainAllah, berusaha untuk terus
memperbaiki diri salah satunya adalah dengan mengoptimalkan ibadah dari rumah,
melatih kesabaran dan meperbanyak taubat kepada Allah serta menambah peluang
beramal saleh membantu saudara muslim yang kesulitan di masa pandemi ini.
“Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati” (QS. Ali-Imran: 13)
Bersama teman-teman pengurus Forum Pengajian
Muslimah Indonesia-Tsukuba, kami mengupayakan untuk dapat bersilaturahim mengadakan
majelis ilmu. Beberapa kegiatan yang kami lakukan adalah mengadakan Kajian
Online menyambut Ramadhan, Program Tilawah Online One Day One Juz disertai
dengan Kajian Review, Program TPA Online bagi anak-anak, serta Program Menulis bertema
Ramadhan bagi seluruh Muslimah di Tsukuba.
Turut berkontribusi mendesain Logo Profile Line Group untuk Komunitas Muslimah di Tsukuba. Sumber : Dokumentasi Pribadi. |
Flyer Kajian Komunitas Muslimah di Tsukuba buatan pengurus. Sumber: Dokumentasi Pribadi |
Aktivitas menjalankan ibadah selama Ramadhan
bersama keluarga pun menjadi lebih optimal, karena himbauan Work & Learn
from Home bagi mahasiswa dan siswa sekolah. Anak-anak menjadi lebih khusuk
menjalankan puasa di rumah, berbeda dengan tahun sebelumnya yang harus menahan
diri saat di sekolah terlebih lagi saat jam makan siang bersama, karena di
sekolah Jepang aktivitasnya tidak berubah. Interaksi bersama Al-Quran serta
dzikir bisa lebih ditingkatkan lagi. Sholat berjamaah dan Tarawih bersama keluarga
bisa terus dilakukan sehingga menambah bonding keluarga. Orang tua dapat
membimbing anak dalam memperkenalkan/mengajarkan syariat Islam.
Semoga pandemi ini segera berakhir dan kondisi
berangsur normal kembali.
Aamiin Yaa Robbal A’lamiin
Profil Penulis
Tulisan ini dibuat untuk Lomba Menulis dalam rangka Semarak Ramadhan 1441 H Ibu Profesional Asia.
Profil Penulis
ARL
Tulisan ini dibuat untuk Lomba Menulis dalam rangka Semarak Ramadhan 1441 H Ibu Profesional Asia.
0 comments
Terima kasih sudah berkunjung, dan berkomentar dengan santun 😊
Cara mengisi komentar:
Pilih NAME/URL, Ketik dengan URL Blog, Isi komentar 📝