Fakta Tentang Bus di Jepang
Fakta Tentang Bus di Jepang
Sistem Transportasi di Jepang
Bus C10, Tsukuba Daigaku Loop Line. |
Fakta Tentang Bus di Jepang
Situasi dalam bus antar kota di Jepang. Sumber: Google. |
Fakta Tentang Bus di Jepang
Halte Bus
Naik dan turun di halte
Ichinoya Bus Stop. Halte di dekat asrama tempat tinggal kami. Foto diambil saat menjelang musim gugur. |
Tersedia jadwal kedatangan bus (dalam jam dan menit)
Papan informasi yang ada di tiang Halte Bus. |
On time (Telat sampai halte, tidak bisa naik)
Tidak semua halte dilengkapi bangunan beratap atau canopy
Halte Bus di daerah Kenkyu Gakuen, Tsukuba. |
Halte Bus di Oorai, Mito. Juga tanpa bangunan beratap. |
- Halte bus selalu ada di kedua sisi jalan
Suasana di Tsukuba Centre. Penumpang mengantri di salah satu platform untuk menaiki bus. |
Didalam bus:
- Pada umumya, tidak ada petugas selain sopir bus
Hal pertama yang berbeda dengan di Tanah Air, petugas yang ada di dalam bus hanyalah Pak Sopir. Sistem di dalam bus yang sudah didesain dengan teratur dan rapi menjadikan meski hanya ada seorang petugas berseragam rapi (sopir saja) pelayanan terhadap penumpang bus tetap bisa berjalan.
Bus Kota di Jepang bagian barat. Sumber: Google
Untuk bus kota, pintu masuk dan keluar penumpang sudah dibedakan, dan bisa dioperasikan secara otomastis dari kemudi supir. Sedangkan untuk bus antar kota, naik turunnya penumpang hanya melalui pintu depan, dekat dengan sopir bus.
Saat bertugas supir bus (baik antar kota maupun dalam kota) menggunakan headset aktif, sehingga meski sambil mengemudi tetap bisa memberikan informasi yang didengar jelas oleh penumpangnya. Misalnya pengumuman untuk tidak berdiri di dekat pintu masuk karena menghalangi sensor pintu dan berbahaya bagi penumpang itu sendiri.
Seperangkat mesin pembayaran dan penukar uang yang terletak di sebelah lokasi sopir
Saat bertugas supir bus (baik antar kota maupun dalam kota) menggunakan headset aktif, sehingga meski sambil mengemudi tetap bisa memberikan informasi yang didengar jelas oleh penumpangnya. Misalnya pengumuman untuk tidak berdiri di dekat pintu masuk karena menghalangi sensor pintu dan berbahaya bagi penumpang itu sendiri.
Seperangkat mesin pembayaran dan penukar uang yang terletak di sebelah lokasi sopir
- Ada yang bertarif flat dan yang berdasarkan jarak tempuh
Layar monitor penanda lokasi halte selanjutnya, serta informasi besarnya tarif bus berdasarkan tujuan |
- Perlu ambil tiket untuk mengetahui tarif
Tersedia Tombol bagi penumpang yang akan turun
Situasi di dalam bus kota. Tampak kursi penumpang tidak banyak. Ada tombol yang bisa digunakan (ditekan) oleh penumpang saat halte tujuan sudah dekat. |
- Jumlah kursi tidak banyak
- Membayar tarif di mesin
Seperangkat mesin pembayaran dan penukar uang yang terletak di sebelah lokasi sopir
Setiap bus dilengkapi dengan mesin pembayaran maupun penukar uang, sehingga sopir bus tidak berkontak langsung dengan uang pembayaran tarif penumpang. Mesin ini berada tepat di sebelah pak sopir, sehingga mudah dijangkau baik oleh penumpang. Bila ada masalah mesin akan berbunyi, pak sopir hanya akan menyetel dari sisi yang mengarah kepadanya, tetap dengan tanpa menyentuh uang bayaran tarif dari penumpang.
Perlu diingat, menukar uang (ribuan menjadi koin) hanya boleh dilakukan saat bus dalam keadaan berhenti ya.
Seperangkat mesin pembayaran dan penukar uang yang terletak di sebelah lokasi sopir |
Setiap bus dilengkapi dengan mesin pembayaran maupun penukar uang, sehingga sopir bus tidak berkontak langsung dengan uang pembayaran tarif penumpang. Mesin ini berada tepat di sebelah pak sopir, sehingga mudah dijangkau baik oleh penumpang. Bila ada masalah mesin akan berbunyi, pak sopir hanya akan menyetel dari sisi yang mengarah kepadanya, tetap dengan tanpa menyentuh uang bayaran tarif dari penumpang.
Perlu diingat, menukar uang (ribuan menjadi koin) hanya boleh dilakukan saat bus dalam keadaan berhenti ya.
Tarif anak sampai dengan TK = 0 Yen, SD = 50% dari tarif dewasa
Ada semacam tiket diskon berlangganan
Selain menyediakan sistem pembayaran tunai dan non tunai (menggunakan e-Money yang disebut IC Card), Jepang juga menerapkan juga sistem tiket berlangganan. Ini diperuntukan bagi penumpang yang rutin menggunakan transportasi umum bus maupun kereta untuk aktivitas sehari-harinya.
Contoh 回数券 (baca: kaisuken). Sumber: Google. |
Contoh 定期券 (baca: teikiken). Rute Tsukuba- Akihaara. Sumber Google. |
Tidak dipekenankan melakukan/menerima panggilan telepon
Hal lain yang berkaitan dengan Bus
Bus tidak memiliki jalur khusus
Salah satu pemandangan jalan raya di Tsukuba. Tidak ada jalur khusus untuk bus. |
Meskipun tidak memiliki jalur khusus, kondisi lalu lintas tetap bisa tertib dan lancar. Pengguna kendaraan yang lain mau berbagi dan menunggu saat bus sedang melintas. Bahkan saat bus harus berhenti di halte, pengguna kendaraan di belakangnya harus bersabar ikut berhenti karena tidak memungkinkan untuk menyalip mendahului. Saat sedang melaju di jalan raya maupun jalan tol, bus tetap berada di lajur paling kiri, dan hanya sesekali saja berpindah ke lajur tengah atau kanan, sesuai dengan arah rute yang dituju.
Lajur di masing-masing sisi jalan hanya cukup untuk dilewati satu kendaraan saja. |
Layanan wiFi di jenis bus tertentu
Menunggu bus yang akan ditumpangi |
44 comments
kalau di jepang tidak ada orang mau menumpang bus dengan mencegat di ruas jalan gitu ya, hehe
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung.
DeleteMenurut saya, sebelum sistem seperti sekarang terbentuk, pasti hal seperti itu ada, Kak.
Tapi setelah ada sistem, warga Jepang mau mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Dan salah satu sifat orang Jepang adalah senang dengan keteraturan.
Seandainya sekarang ada orang yang mencegat bus di pinggir jalan, bus tetap tidak akan berhenti untuk mengangkutnya.
Jdi pengen ke jepang deh pas liat tulisan ini
DeleteAamiin
DeleteSemoga dimudahkan ya, Mbak.
Mbak, lengkap sekali infonya ini
ReplyDeleteSenangnya lingkungan sekitar banyak pepohonan begitu ya. Seperti hutan saja. Dan semua aturan naik bus membuat kemananan dan kenyamanan penumpang jadi yang utama. Hanya boleh naik turun di halte, aturan tarif dan lainnya.
Teratur dan rapi semua!
Saat ini di Jakarta naik turun angkot pun sudah ada haltenya, sedikit banyak sudah ga pusing kalau nytir di belakang angkot karena ga bakalan mendadak berhenti hihi...
Semoga di Indonesia nantinya bisa juga serapi di Jepang ..Aamiin
Terima kasih sudah berkunjung, Mbak.
DeleteKebetulan di Kota Tsukuba masih banyak area hijau, berbeda dengan Tokyo (Ibukota), sehingga lahan pertanian perkebunan masih banyak dijumpai.
Sistem seperti ini tentu memerlukan proses panjang dan kerja keras semua pihak termasuk penggunanya/ penumpang, Mbak.
Mereka rela untuk berjalan dari halte menuju tempat yang ditujunya.
Wah keren ya mbak, nyaman dan bersih banget bisnya. Warganya juga disiplin dan patuh mengikuti peraturan. Kalau kayak gini, gak merasa was2 ya kalau mau melepas anak naik bis sendiri, soalnya aman dan nyaman.
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung, Mbak.
DeleteSistem seperti ini tentu memerlukan proses panjang dan kerja keras semua pihak termasuk penggunanya/ penumpang, Mbak.
Aku pribadi awalnya juga agak shock, karena tidak terbiasa jalan. Di Indonesia kita terbiasa dengan ojeg.
Iya, Mbak. Bus di sini (Tsukuba) cukup aman, sehingga saya pun akhirnya mengizinkannya berangkat dengan moda transportasi ini.
Sekarang di kota-kota besar di Indonesia kayaknya udah mulai memberlakukan hal-hal kayak di luar negeri ya, di mana semua bus harus berhenti di halte, dan sebisanya jam kedatangannya nggak telat.
ReplyDeleteMakin keren aja, ya.
Meski belum semua bus kayak gitu :D
Terima kasih sudah berkunjung, Mbak.
DeleteWah, senangnya mendengar hal ini.
Insyaa Allah ..Indonesia tidak kalah dengan negara lain ya..
Aamiin
Terimakasih informasinya Mbak. Secara garis besar saya bisa membayangkan dengan bus di HK dan Taiwan yg pernah saya naiki juga.
ReplyDeleteDi luar negeri bus sudah lebih modern dan disiplin ya
Terima kasih sudah berkunjung, Mbak.
DeleteBenar, tak jauh beda dengan di Hongkong dan Taiwan.
semoga Indonesia bisa seperti ini ya.
Semua masyarakat mau berartisipasi aktif untuk mewujudkannya
tempat duduknya mirip kaya bis-bis di sini ya. tapi bedanya pintu masuk dan pintu keluar beda jadinya gak berebutan masukknya. sayang di sini enggak begitu, kadang yang mau masuk gak mau ngalah sama yang keluar hehe. jadi mau main-main ke jepang nih. seruu ya.
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung, Mbak.
DeleteJumlah tempat duduknya lebih sedikit mbak.
Di sini pintu keluar cenderung dibedakan dengan pintu masuk.
Seandainya melalui satu pintu, selalu penumpang yang turun harus didahulukan.
Seneng ya bisa tertib gitu orang Jepang. Wah...di sini ada kenek segala yang narikin ongkos bus. Walaupun ada halte bus, masih berhenti aja di setiap tempat, asal ada yg nyetop...
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung, Mbak.
DeleteSistem seperti ini tentu membutuhkan proses yang tidak sebentar mbak. Dan kerja keras serta partisipasi aktif dari semua pihak.
Semoga ke dapan, negara kita makin tertib dan baik ya, Mbak
masyaALlah keren bgt, ga boleh nerima telp ya di bis. duh ga kaya bis di ibukota punya jalur sendiri. mbak nanti kalau aku ke jepang antar ya naik bisnya, aku belum bs baca huruf2 kanji itu hihi
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung, Mbak.
DeleteIya mbak, agar menjaga manner menelepon (menahan diri menelepon, karena mengganggu orang lain) ada peringatan melalui sticker dan juga pengumuman melalui suara otomatis di bus.
jalur bus di sini adalah jalur jalan raya biasa, Mbak.
Ok..nanti info aku ya..InsyaaAllah
Terimakasih mbak.. informatif sekali.. bisa dijadikan panduan bagi orang indo yang belum pernah bepergian ke jepang.. seperti saya misalnya.. hehe
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung, Mbak.
DeleteAlhamdulillah, semoga bisa memberikan manfaat
Dari artikel ini, sebagai salah satu destinasi wisata internasional yang paling banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai negara Jepang menunjukkan hasil dari sikap terbuka terhadap perubahan modernitas, peka terhadap semua kebutuhan wisatawan tanpa diskriminasi, berorientasi pada detil, tertib dan disiplin. Ditunggu lagi tulisan berikutnya. Sukses selalu.
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung, Mbak.
DeleteWarga Jepang memang menjunjung tinggi perihal melayani orang lain, Mbak. Ini disebut dengan Omotenashi .
melayani dengan ramah
Waah..lihat paparanya mb Arsita serasa di bawa ke cerita2 drama asia, penjelasanya sangat gamblang, apalagi foto suasana jalan sangat lengang banyak pepohonan hijau. Bersyukur sekali bisa merasakan suasana negri tirai bambu
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung, Mbak.
DeleteKebetulan saat musim panas, disini suasananya menghijau karena masih banyak pohon.
Berbeda dengan Tokyo, yang sudah merupakan kota metropolitan.
Mbak, kalau Negara Tirai Bambu itu Tiongkok atau China.
Jepang, biasanya identik dengan Sakura, atau Samurai
Bus nya nyaman ya mbak..
ReplyDeleteKlo senyaman ini, orang juga mau naik bus
Terima kasih sudah berkunjung, Mbak.
DeleteAlhamdulillah, iya Mbak.
Jepang tetap memegang ciri khas kecanggihan dan kedisiplinan dalam hidup ya Mbak. MasyaaAllah
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung, Mbak.
DeleteIya, Mbak.
Nilai-nilai budaya pun tetap lekat dijunjung oleh warganya, Mbak
Wahhh jdi tau info banyak tentang Jepang. Aduhhhh jdi pengen ke sna deh biar membuktikan sendiri. Hihihi
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung, Mbak.
DeleteAamiin. Semoga dimudahkan ya, Mbak
jadi pengen nyobain tinggal di jepang hihi
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung, Mbak.
DeleteSemoga dimudahkan ya, Mbak.
Masya Allah transportasi umum idaman banget. Berharap banget transportasi umum di Indonesia bisa senyaman ini. Thanks sharingnya mba. Jadi tahu banyak faktanya
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung, Mbak.
DeleteAlhamdulillah bila bisa menambah wawasan.
Teratur dan pastinya bersih ya bus-bus disana. Aku dulu suka naik bus Ibukota bekas bus Jepang yang suka masih ada tulisan jepangnya. Itu aja aku merasa dari bentuk busnya dan bangkunya ergonomis. Kebayang aslinya pasti rapih dan bagus.
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung, Mbak.
DeleteBenar sekali, Mbak.
hampir semua produk disini, sisi ergonomis sangat dikedepankan
Sistem transportasi Bus di Jepang sudah maju sekali ya mba, warganya juga sangat patuh. Semoga di Indonesia suatu hari nanti bisa seperti di Jepang untuk mengurangi kemacetan
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung, Mbak.
DeleteAamiin yaa robbal a'lamiin
Cakep banget itu yang bagian masih ada hutan-hutannya. Ahhh... jepang emang bikin mupeng. Niat S2 di sana belum tercapai. Ntah buat S3 nanti. Setidaknya ada yg ngajakin conference skalian jalan-jalan ke sana, udah seneng aku. Wkwkwk.
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung, Mbak Wid, Bu Ketua IIDN.
DeleteSemoga dimudahkan ya, Mbak
Ini kalau di Tsukuba memang masih banyak area pertanian, perkebunan, lahan hijau seperti ini.
Berbeda dengan Tokyo kota Metropolitan
Aku tuh senang lihat drama-drama Jepang dan Korea yang sistem transportasinya udah teratur gitu. Karena di sana aturan benar-benar dijalankan ya. Jadi masyarakatnya pun juga mau mengikuti aturan dengan senang hati.
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung, Mbak.
DeleteBetul sekali mbak.
Yang terpenting adalah partisipasi aktif para penggunanya
Bahkan di jalanan kecil pun tersedia halte meski nggak dilengkapi kanopi ya, Mbak. Di sini hanya berlaku untuk TransJakarta saja. Itu pun hanya di kota besar. Coba kalau di pinggiran, wusss aja deh jalannya bus.
ReplyDeleteMenyenangkan banget nih ya merasakan transportasi yang tertib seperti di Jepang. Semoga bisa kesana dan mencobanya juga, hihihi ...
Terima kasih sudah berkunjung, Mbak.
DeleteAamiin.
Semoga dimudahkan ya
Terima kasih sudah berkunjung, dan berkomentar dengan santun 😊
Cara mengisi komentar:
Pilih NAME/URL, Ketik dengan URL Blog, Isi komentar 📝