UA-169280022-1 Fakta Tentang Bus di Jepang - Lembar Arsita Rahadiyani, Personal Blog milik Arsita Rahadiyani Loekito berisi cerita dan pengalaman

Fakta Tentang Bus di Jepang

by - June 24, 2020

Hampir semua orang tentu mengenal Jepang. Jepang adalah salah satu negara di Asia Timur dengan banyak hal unik yang mampu memikat banyak orang. Mulai dari makanan, pemandangan, teknologi, budaya bahkan juga sarana dan sistem transportasinya. Salah satu alat transportasi di Jepang yang banyak digunakan adalah bus. Berikut ini fakta tentang bus di Jepang berdasarkan pengamatan selama tinggal di Tsukuba. 

Fakta Tentang Bus di Jepang

Fakta Tentang Bus di Jepang 


Sistem Transportasi di Jepang

Seperti di negara maju pada umumnya, Public transportation di Jepang mencakup darat, air serta udara. Selain terkenal dengan kecanggihan teknologinya, yang membuatnya layak diacungi jempol adalah ketepatan waktu, keamanan serta kenyamanan. 

Meski Jepang merupakan penghasil kendaraan (mobil-motor) terbesar di dunia, Jepang sangat concern dengan pelayanan transportasi umum (public transportation). Hal ini sangat aku rasakan selama tinggal di Tsukuba Jepang saat menemani suami yang mengambil tugas belajar disana. 

Berbicara  transportasi umum darat di Jepang, jenis ini didominasi oleh kereta, baik bertenaga listrik maupun diesel.  Destinasi lokal maupun antar daerah. Melayani penumpang dengan berbagai kecepatan biasa/lokal, semi rapid,  rapid, bahkan super cepat (新幹線, baca: shin-kansen). Jalur yang berada di bawah tanah (subway) maupun diatas tanah. Kereta jenis monorail tipe normal maupun tipe gantung.  Khusus tipe monorail normal, negara kita telah mengadopsinya untuk diterapkan di Jakarta, yakni untuk mengangkut penumpang dengan rute  dari ibukota tercinta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Dilihat dari perusahaan pengelola kereta bisa dibagi menjadi milik pemerintah dan milik swasta. Perusahaan milik pemerintah disingkat JR kepanjangan dari Japan Railway semacam PJKA kalau di negara kita. Sedangkan beberapa moda transportasi kereta di Jepang yang dikelola oleh pihak swasta, misalnya subway Ginza Line, dan Hibiya Line. Ini bisa dilihat dari lambang di stasiun keretanya ya. 

Meski moda transportasi darat berupa kereta yang bisa dikatakan sangat baik dari segi teknologi, ketepatan waktu serta pelayanan (services). Moda transportasi umum darat lain berupa bus yang ada di Jepang juga tidak kalah menarik untuk dibahas.  

Fakta Tentang Bus di Jepang
Bus C10, Tsukuba Daigaku Loop Line. 

Fakta tentang bus di Jepang adalah tema yang aku tulis kali ini, dengan mengambil contoh selama tinggal di Kota Tsukuba, Kota dengan julukan “Kota Ilmu Pengetahuan” a.k.a “Tsukuba Science City”. Untuk gambaran, Kota Tsukuba bisa dijangkau sekitar 50 menit dari Tokyo dengan menggunakan kereta Tsukuba Express (TX).


Fakta Tentang Bus di Jepang 

Bus adalah salah satu moda jenis transportasi publik yang dirancang untuk mengangkut penumpang melalui darat. Selama tinggal di Tsukuba, aku mengamati ada dua jenis bus yang dioperasikan, yakni bus antarkota dan bus dalam kota, sama seperti halnya di Indonesia.

Di Jepang, bus yang melakukan perjalanan antar kota atau antar prefektur (prefektur adalah sebutan untuk provinsi di Jepang)  disebut sebagai bus jalan toll atau bus antarkota. Ada beberapa perusahaan yang mengoperasikan jenis bus ini, salah satunya adalah JR. Masing-masing perusahaan bus mempunyai ukuran dan tata letak kursi yang sama. Mayoritas bus antarkota memiliki empat kursi per baris, masing-masing dua di kanan dan kiri. 

Fakta Tentang Bus di Jepang
Situasi  dalam bus antar kota di Jepang. Sumber: Google.
Bus tujuan Tokyo Station dan Bandara Internasional Haneda maupun Bandara Internasional Narita adalah jenis bus antar kota yang pernah kami sekeluarga tumpangi dari Tsukuba. Tiket bus ini bisa dibeli beberapa cara yaitu pembelian di loket yang terletak terminal/stasiun, pembelian online dan atau membayar langsung di mesin yang terpasang di dalam bus. Jumlah penumpang yang naik adalah sesuai dengan jumlah kursi yang terdapat dalam bus, alias tidak ada penumpang yang berdiri di dalam bus. Pernah suatu kali kami menaiki bus menuju Tsukuba dari Tokyo Station, memberlakukan kursi darurat bagi penumpang karena jumlah penumpang yang belum terangkut masih banyak dan waktu sudah hampir tengah malam. Kursi darurat ini berada di koridor tempat biasanya penumpang berjalan. Jadi meskipun penuh, namun tetap tidak ada penumpang yang berdiri di dalam bus. 


Fakta Tentang Bus di Jepang
Bus C10 pukul 07.34 JST, yang setiap pagi mengantarkan Ananda ke sekolah
Bus kota adalah jenis yang hampir setiap hari kami tumpangi untuk beraktivitas, bahkan putriku menggunakannya setiap hari untuk ke sekolah. Di Tsukuba, metode pembayan bus jenis ini bisa dilakukan dengan dua cara, bayar tunai dan non tunai menggunakan kartu e-Money. Sebutan kartu ini adalah IC Card, dan perusahan yang mengeluarkan bisa bermacam-macam, seperti PASMO, SUICA, MONACA, dan lainnya. Kartu ini bisa juga dipergunakan untuk membayar tarif bus antar kota, kereta dan bahkan untuk berbelanja di konbini, sebutan convinience store di Jepang. Penumpang harus naik dan turun dari pintu yang telah ditentukan. Untuk Tsukuba, pintu masuk penumpang berada di belakang dan turun melalui pintu depan yang terletak di dekat sopir.


Fakta Tentang Bus di Jepang


Berikut ini beberapa fakta tentang bus yang aku catat selama tinggal di Jepang. 

Halte Bus

  • Naik dan turun di halte

Penumpang hanya bisa naik dan turun di halte. Tidak ada istilahnya penumpang naik dan turun selain di halte bus. 

Fakta Tentang Bus di Jepang
Ichinoya Bus Stop. Halte di dekat asrama tempat tinggal kami. Foto diambil saat menjelang musim gugur. 

  • Tersedia jadwal kedatangan bus  (dalam jam dan menit)

Informasi jadwal kedatangan disediakan di setiap halte bus dengan detail sampai jam dan menitnya. Serta dibedakan untuk weekdays dan weekend. Jadi perhatikan jadwal bus dengan teliti dan cermat, agar tidak tertinggal atau menunggu terlalu lama. 

Fakta Tentang Bus di Jepang
Papan informasi yang ada di tiang Halte Bus.

  • On time (Telat sampai halte, tidak bisa naik) 

On time adalah hal yang tidak bisa ditawar disini. Sopir bus tidak akan menunggu penumpang yang telat, karena mereka mengutamakan penumpang lain yang telah lebih dahulu naik yang tentu sudah memiliki jadwal/urusan masing-masing. 

  • Tidak semua halte dilengkapi bangunan beratap atau canopy

Menahan gerah dan teriknya matahari, mengencangkan jaket untuk menghindari hembusan udara dingin, berteduh dengan payung merupakan hal yang kerap dijalani saat menunggu di halte bus. Karena memang tidak semua halte di Jepang dilengkapi dengan canopy. Bahkan penanda halte saja lebih sering hanya berupa tiang. 

Fakta Tentang Bus di Jepang, salah satu halte bus di Tsukuba
Halte Bus di daerah Kenkyu Gakuen, Tsukuba.
Hanya tiang setinggi orang dewasa yang dijadikan penanda halte. Di bagian atas tiang ada papan yang menunjukkan nama halte bus. Di tengah tiang ditempel papan kecil yang berisi jadwal dan informasi tentang bus. Satu halte bus, bisa dilewati lebih dari dua rute bus dan juga jenis bus yang berbeda. 

Fakta Tentang Bus di Jepang
Halte Bus di Oorai, Mito. Juga tanpa bangunan beratap.

  • Halte bus selalu ada di kedua sisi jalan

Agar lalu lintas jalan raya tetap teratur, serta memudahkan penumpang yang akan menggunakan bus, halte bus disediakan di kedua sisi jalan. Salah satu contohnya adalah gambar di bawah ini. Gedung Tourist Information Centre yang terletak di daerah Oorai Kota Mito, Prefektur Ibaraki. Di dekat gedung tersebut terdapat halte bus baik di sisi kiri maupun kanan jalan. 


Fakta Tentang Bus di Jepang
Halte Bus di depan Ooarai Tourist Information Centre, Mito.

  • Mengantri di halte bus 

Saat menunggu di halte bus, penumpang mengantri atau berjejer rapi membentuk barisan, tidak berkerumun. Hal ini memudahkan penumpang sendiri saat akan menaiki bus. 

Fakta Tentang Bus di Jepang
Suasana di Tsukuba Centre. Penumpang mengantri di salah satu platform untuk menaiki bus.

Didalam bus:

  • Pada umumya, tidak ada petugas selain sopir bus

Hal pertama yang berbeda dengan di Tanah Air,  petugas yang ada di dalam bus hanyalah Pak Sopir. Sistem di dalam bus yang sudah didesain dengan teratur dan rapi menjadikan meski hanya ada seorang petugas berseragam rapi (sopir saja) pelayanan terhadap penumpang bus tetap bisa berjalan.


Fakta Tentang Bus di Jepang
Bus Kota di Jepang bagian barat. Sumber: Google

Untuk bus kota, pintu masuk dan keluar penumpang sudah dibedakan, dan bisa dioperasikan secara otomastis dari kemudi supir. Sedangkan untuk bus antar kota, naik turunnya penumpang hanya melalui pintu depan, dekat dengan sopir bus. 


Saat bertugas supir bus (baik antar kota maupun dalam kota) menggunakan headset aktif, sehingga meski sambil mengemudi tetap bisa memberikan informasi yang didengar jelas oleh penumpangnya. Misalnya pengumuman untuk tidak berdiri di dekat pintu masuk karena menghalangi sensor pintu dan berbahaya bagi penumpang itu sendiri.


Fakta Tentang Bus di Jepang

Seperangkat mesin pembayaran dan penukar uang yang terletak di sebelah lokasi sopir 

  • Ada yang bertarif flat dan yang berdasarkan jarak tempuh

Di Tsukuba, bus antar kota memberlakukan tarif flat, artinya beberapa tujuan memiliki tarif yang sama. Untuk bus yang menerapkan tarif jenis ini, pintu naik-turun penumpang berada di depan. Tarif dibayar di mesin yang terletak di sebelah sopir bus sesaat setelah penumpang menaiki bus. Sedangkan bus kota di kota Tsukuba menerapkan tarif berdasarkan jarak tempuh. Tarif ini akan dicantumkan di layar monitor yang terletak di bagian depan bus, sehingga mudah terbaca oleh penumpang. Bus yang menerapkan tarif berdasarkan jarak tempuh ini, pintu masuk berada di belakang, dan penumpang turun melalui pintu depan setelah membayar ongkos sesuai tarif di mesin yang ada di sebelah sopir bus.

Fakta Tentang Bus di Jepang

Layar monitor penanda lokasi halte selanjutnya, serta informasi besarnya tarif bus berdasarkan tujuan


  • Perlu ambil tiket untuk mengetahui tarif 

Untuk bus yang menerapkan tarif berdasarkan jarak tempuh, penumpang wajib mengambil tiket begitu naik ke dalam bus. Dari tiket inilah, akan diketahui besarnya tarif yang harus dibayar sebelum turun. Tarif bus bisa dilihat di monitor yang terdapat di bagian depan bus. Sedangkan penumpang yang memilih pembayaran non-tunai, harus mengetap kartu nya di mesin yang juga berada di sebelah mesin tiket. 


Setiap kali menaiki bus penumpang harus mengambil tiket atau mengetap kartu non-tunai. Bila hal ini lupa dilakukan, maka penumpang harus membayar tarif dengan jarak terjauh rute bus. Mahal kan. 
Makanya, jangan sampai lupa ya!

  • Tersedia Tombol bagi penumpang yang akan turun

Berbeda dengan Indonesia, bus di Jepang dilengkapi dengan tombol khusus yang berada di tiang atau dekat kursi penumpang. Tombol ini diperuntukan bagi penumpang yang akan turun di halte terdekat. 

Fakta Tentang Bus di Jepang
Situasi di dalam bus kota. Tampak kursi penumpang tidak banyak.
Ada tombol yang bisa digunakan (ditekan) oleh penumpang saat halte tujuan sudah dekat.

Jadi saat halte tujuan sudah dekat jangan sampai teriak STOP di dalam bus ya. Cukup tekan tombol ini saja, maka sopir akan menepi dan berhenti untuk menurunkan penumpang di halte tujuan. 

  • Jumlah kursi tidak banyak

Berbeda dengan bus antarkota, untuk bus kota jumlah kursi penumpang tidak banyak tersedia, sehingga ruang untuk berdiri bagi penumpang lebih luas. Hal ini difungsikan juga agar penumpang disabilitas ataupun pengguna kursi roda dan juga penumpang yang membawa kereta bayi, tetap bisa dilayani. Fungsi lainnya adalah penumpang bus kota yang membawa koper tetap bisa menyimpan barangnya dengan tetap menjaga kenyamaan dan tidak mengganggu penumpang lainnya. 

  • Membayar tarif di mesin 

Fakta Tentang Bus di Jepang
Seperangkat mesin pembayaran dan penukar uang yang terletak di sebelah lokasi sopir 

Setiap bus dilengkapi dengan mesin pembayaran maupun penukar uang, sehingga sopir bus tidak berkontak langsung dengan uang pembayaran tarif penumpang. Mesin ini berada tepat di sebelah pak sopir, sehingga mudah dijangkau baik oleh penumpang. Bila ada masalah mesin akan berbunyi, pak sopir hanya akan menyetel dari sisi  yang mengarah kepadanya, tetap dengan tanpa menyentuh uang bayaran tarif dari penumpang.  
Perlu diingat, menukar uang (ribuan menjadi koin) hanya boleh dilakukan saat bus dalam keadaan berhenti ya. 


  • Tarif anak sampai dengan TK = 0 Yen, SD = 50% dari tarif dewasa

Untuk anak-anak di Jepang, saat menggunakan moda transportasi darat seperti kereta api dan bus, akan mendapatkan ketentuan khusus dalam pembayaran. 

Untuk di bus, anak yang berusia 0 tahun sampai 6 tahun/ sampai dengan TK (幼稚園, baca youchien; dan保育園, baca: hoikuen) tidak dikenakan biaya alias gratis (0¥). Sehingga saat orangtua menggunakan bus untuk bepergian bersama anak-anak yang masih TK, hanya cukup membayar tarif orangtua saja. 

Sedangkan untuk anak yang sudah Sekolah Dasar (小学校, baca: Syou gakkou), hanya perlu membayar 50% dari tarif dewasa, dan untuk 5¥ dibulatkan menjadi 10¥. Jadi misalnya tarif dewasa sebesar 270¥, maka untuk anak SD hanya perlu membayar 140¥ untuk rute yang sama. (135¥ dibulatkan menjadi 140¥).

  • Ada semacam tiket diskon berlangganan

Selain menyediakan sistem pembayaran tunai dan non tunai (menggunakan e-Money yang disebut IC Card), Jepang juga menerapkan juga sistem tiket berlangganan. Ini diperuntukan bagi penumpang yang rutin menggunakan transportasi umum bus maupun kereta untuk aktivitas sehari-harinya. 

Ada dua jenis tiket berlangganan, 定期券 (baca: teikiken) dan 回数券 (baca: kaisuken). Saat membeli kedua jenis tiket ini penumpang akan mendapat potongan harga sesuai ketentuan yang berlaku.

Dari pengalaman pribadi, 回数券 (baca: kaisuken) adalah kumpulan tiket yang dibeli oleh penumpang dengan nilai tertentu, berupa lembaran kertas yang bisa dirobek sejumlah total nilai yang tertera di kertas. 

Fakta Tentang Bus di Jepang
Contoh 回数券 (baca: kaisuken). Sumber: Google.

Sedangkan untuk 定期券 (baca: teikiken), penumpang harus memiliki IC Card terlebih dulu, kemudian penumpang menyimpan sejumlah uang di dalam IC Card untuk rute perjalanan tertentu. Jadi hanya bisa digunakan di rute yang sudah tertera di IC Card saja ya. Bila menggunakan rute lain, maka penumpang harus melakukan pembayaran lagi. 定期券 (baca: teikiken) ini bisa dibeli untuk periode 1, 2, 3 dan 6 bulan. Semakin lama periode berlangganannya maka uang yang kita bayarkan atau masukkan ke dalam IC Card intuk teikiken akan semakin murah. Selain bus, kereta api di Jepang juga menerapkan sistem 定期券 (baca: teikiken) ini. 

Fakta Tentang Bus di Jepang
Contoh 定期券 (baca: teikiken). Rute Tsukuba- Akihaara. Sumber Google.
  • Tidak dipekenankan melakukan/menerima panggilan telepon 

Menahan diri ntuk melakukan dan menerima panggilan telepon seluler merupakan sudah menjadi aturan tertulis yang ditempel di dalam moda transportasi bus dan kereta di Jepang. Pada setiap bus kota du Tsukuba, pengumuman ini juga diulang oleh mesin otomatis berbahasa Jepang sehingga terdengar jelas oleh penumpang. Bagi yang belum paham, pengumuman ini bahkan ditayangkan secara berulang di layar monitor yang juga menampilkan besarnya tarif tiap pemberhentian bus. 


Hal lain yang berkaitan dengan Bus

Beberapa hal lain yang masih berkaitan dengan moda transportasi bus adalah: 
  • Bus tidak memiliki jalur khusus

Setelah mengunjungi beberapa kota di Jepang, hal yang juga menarik tentang bus adalah jalur yang digunakannya. Moda transportasi ini tidak memiliki jalur tertentu yang dikhususkan baginya. Bus di Jepang menggunakan jalur yang sama dengan jalur jenis kendaraan lainnya. 

Fakta Tentang Bus di Jepang
Salah satu pemandangan jalan raya di Tsukuba. Tidak ada jalur khusus untuk bus.

Meskipun tidak memiliki jalur khusus, kondisi lalu lintas tetap bisa tertib dan lancar. Pengguna kendaraan yang lain mau berbagi dan menunggu saat bus sedang melintas. Bahkan saat bus harus berhenti di halte, pengguna kendaraan di belakangnya harus bersabar ikut berhenti karena tidak memungkinkan untuk menyalip mendahului. Saat sedang melaju di jalan raya maupun jalan tol, bus tetap berada di lajur paling kiri, dan hanya sesekali saja berpindah ke lajur tengah atau kanan, sesuai dengan arah rute yang dituju.

Fakta Tentang Bus di Jepang
Lajur di masing-masing sisi jalan hanya cukup untuk dilewati satu kendaraan saja. 

  • Layanan wiFi di jenis bus tertentu

Untuk beberapa perusahaan jasa transportasi, ada bus yang menyediakan layanan WiFi bagi penumpangnya. Hal ini tentu menambah kenyamaan  bagi penumpang saat bepergian dengan menggunakan moda transportasi ini. 



Fakta Tentang Bus di Jepang
Menunggu bus yang akan ditumpangi

Itu beberapa fakta yang aku catat berdasarkan pengalaman pribadi tentang moda transportasi bus di Jepang. Bepergian dengan menggunakan bus sebagai alat transportasi sehari-hari menjadi sangat nyaman dan aman di Jepang. Tidak hanya pemerintah yang memiliki andil untuk menciptakan sistem transportasi yang canggih, namun kenyamanan dan ketertiban akan dapat dirasakan bagi seluruh penumpang, jika semua pihak termasuk masyarakat turut menjaga dan mentaati sistem dan aturan yang telah ditetapkan. 

Semoga tulisan ini bermanfaat. 
Tsukuba, 24 Juni 2020

ARL

You May Also Like

44 comments

  1. kalau di jepang tidak ada orang mau menumpang bus dengan mencegat di ruas jalan gitu ya, hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah berkunjung.
      Menurut saya, sebelum sistem seperti sekarang terbentuk, pasti hal seperti itu ada, Kak.
      Tapi setelah ada sistem, warga Jepang mau mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Dan salah satu sifat orang Jepang adalah senang dengan keteraturan.

      Seandainya sekarang ada orang yang mencegat bus di pinggir jalan, bus tetap tidak akan berhenti untuk mengangkutnya.

      Delete
    2. Jdi pengen ke jepang deh pas liat tulisan ini

      Delete
  2. Mbak, lengkap sekali infonya ini
    Senangnya lingkungan sekitar banyak pepohonan begitu ya. Seperti hutan saja. Dan semua aturan naik bus membuat kemananan dan kenyamanan penumpang jadi yang utama. Hanya boleh naik turun di halte, aturan tarif dan lainnya.
    Teratur dan rapi semua!
    Saat ini di Jakarta naik turun angkot pun sudah ada haltenya, sedikit banyak sudah ga pusing kalau nytir di belakang angkot karena ga bakalan mendadak berhenti hihi...
    Semoga di Indonesia nantinya bisa juga serapi di Jepang ..Aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah berkunjung, Mbak.

      Kebetulan di Kota Tsukuba masih banyak area hijau, berbeda dengan Tokyo (Ibukota), sehingga lahan pertanian perkebunan masih banyak dijumpai.
      Sistem seperti ini tentu memerlukan proses panjang dan kerja keras semua pihak termasuk penggunanya/ penumpang, Mbak.
      Mereka rela untuk berjalan dari halte menuju tempat yang ditujunya.

      Delete
  3. Wah keren ya mbak, nyaman dan bersih banget bisnya. Warganya juga disiplin dan patuh mengikuti peraturan. Kalau kayak gini, gak merasa was2 ya kalau mau melepas anak naik bis sendiri, soalnya aman dan nyaman.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah berkunjung, Mbak.
      Sistem seperti ini tentu memerlukan proses panjang dan kerja keras semua pihak termasuk penggunanya/ penumpang, Mbak.

      Aku pribadi awalnya juga agak shock, karena tidak terbiasa jalan. Di Indonesia kita terbiasa dengan ojeg.

      Iya, Mbak. Bus di sini (Tsukuba) cukup aman, sehingga saya pun akhirnya mengizinkannya berangkat dengan moda transportasi ini.

      Delete
  4. Sekarang di kota-kota besar di Indonesia kayaknya udah mulai memberlakukan hal-hal kayak di luar negeri ya, di mana semua bus harus berhenti di halte, dan sebisanya jam kedatangannya nggak telat.

    Makin keren aja, ya.
    Meski belum semua bus kayak gitu :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah berkunjung, Mbak.
      Wah, senangnya mendengar hal ini.
      Insyaa Allah ..Indonesia tidak kalah dengan negara lain ya..
      Aamiin

      Delete
  5. Terimakasih informasinya Mbak. Secara garis besar saya bisa membayangkan dengan bus di HK dan Taiwan yg pernah saya naiki juga.
    Di luar negeri bus sudah lebih modern dan disiplin ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah berkunjung, Mbak.
      Benar, tak jauh beda dengan di Hongkong dan Taiwan.

      semoga Indonesia bisa seperti ini ya.
      Semua masyarakat mau berartisipasi aktif untuk mewujudkannya

      Delete
  6. tempat duduknya mirip kaya bis-bis di sini ya. tapi bedanya pintu masuk dan pintu keluar beda jadinya gak berebutan masukknya. sayang di sini enggak begitu, kadang yang mau masuk gak mau ngalah sama yang keluar hehe. jadi mau main-main ke jepang nih. seruu ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah berkunjung, Mbak.

      Jumlah tempat duduknya lebih sedikit mbak.

      Di sini pintu keluar cenderung dibedakan dengan pintu masuk.
      Seandainya melalui satu pintu, selalu penumpang yang turun harus didahulukan.

      Delete
  7. Seneng ya bisa tertib gitu orang Jepang. Wah...di sini ada kenek segala yang narikin ongkos bus. Walaupun ada halte bus, masih berhenti aja di setiap tempat, asal ada yg nyetop...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah berkunjung, Mbak.

      Sistem seperti ini tentu membutuhkan proses yang tidak sebentar mbak. Dan kerja keras serta partisipasi aktif dari semua pihak.

      Semoga ke dapan, negara kita makin tertib dan baik ya, Mbak

      Delete
  8. masyaALlah keren bgt, ga boleh nerima telp ya di bis. duh ga kaya bis di ibukota punya jalur sendiri. mbak nanti kalau aku ke jepang antar ya naik bisnya, aku belum bs baca huruf2 kanji itu hihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah berkunjung, Mbak.

      Iya mbak, agar menjaga manner menelepon (menahan diri menelepon, karena mengganggu orang lain) ada peringatan melalui sticker dan juga pengumuman melalui suara otomatis di bus.

      jalur bus di sini adalah jalur jalan raya biasa, Mbak.

      Ok..nanti info aku ya..InsyaaAllah

      Delete
  9. Terimakasih mbak.. informatif sekali.. bisa dijadikan panduan bagi orang indo yang belum pernah bepergian ke jepang.. seperti saya misalnya.. hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah berkunjung, Mbak.

      Alhamdulillah, semoga bisa memberikan manfaat

      Delete
  10. Dari artikel ini, sebagai salah satu destinasi wisata internasional yang paling banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai negara Jepang menunjukkan hasil dari sikap terbuka terhadap perubahan modernitas, peka terhadap semua kebutuhan wisatawan tanpa diskriminasi, berorientasi pada detil, tertib dan disiplin. Ditunggu lagi tulisan berikutnya. Sukses selalu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah berkunjung, Mbak.

      Warga Jepang memang menjunjung tinggi perihal melayani orang lain, Mbak. Ini disebut dengan Omotenashi .

      melayani dengan ramah

      Delete
  11. Waah..lihat paparanya mb Arsita serasa di bawa ke cerita2 drama asia, penjelasanya sangat gamblang, apalagi foto suasana jalan sangat lengang banyak pepohonan hijau. Bersyukur sekali bisa merasakan suasana negri tirai bambu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah berkunjung, Mbak.

      Kebetulan saat musim panas, disini suasananya menghijau karena masih banyak pohon.

      Berbeda dengan Tokyo, yang sudah merupakan kota metropolitan.

      Mbak, kalau Negara Tirai Bambu itu Tiongkok atau China.
      Jepang, biasanya identik dengan Sakura, atau Samurai

      Delete
  12. Bus nya nyaman ya mbak..
    Klo senyaman ini, orang juga mau naik bus

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah berkunjung, Mbak.

      Alhamdulillah, iya Mbak.

      Delete
  13. Jepang tetap memegang ciri khas kecanggihan dan kedisiplinan dalam hidup ya Mbak. MasyaaAllah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah berkunjung, Mbak.

      Iya, Mbak.
      Nilai-nilai budaya pun tetap lekat dijunjung oleh warganya, Mbak

      Delete
  14. Wahhh jdi tau info banyak tentang Jepang. Aduhhhh jdi pengen ke sna deh biar membuktikan sendiri. Hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah berkunjung, Mbak.

      Aamiin. Semoga dimudahkan ya, Mbak

      Delete
  15. jadi pengen nyobain tinggal di jepang hihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah berkunjung, Mbak.

      Semoga dimudahkan ya, Mbak.

      Delete
  16. Masya Allah transportasi umum idaman banget. Berharap banget transportasi umum di Indonesia bisa senyaman ini. Thanks sharingnya mba. Jadi tahu banyak faktanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah berkunjung, Mbak.

      Alhamdulillah bila bisa menambah wawasan.

      Delete
  17. Teratur dan pastinya bersih ya bus-bus disana. Aku dulu suka naik bus Ibukota bekas bus Jepang yang suka masih ada tulisan jepangnya. Itu aja aku merasa dari bentuk busnya dan bangkunya ergonomis. Kebayang aslinya pasti rapih dan bagus.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah berkunjung, Mbak.

      Benar sekali, Mbak.
      hampir semua produk disini, sisi ergonomis sangat dikedepankan

      Delete
  18. Sistem transportasi Bus di Jepang sudah maju sekali ya mba, warganya juga sangat patuh. Semoga di Indonesia suatu hari nanti bisa seperti di Jepang untuk mengurangi kemacetan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah berkunjung, Mbak.

      Aamiin yaa robbal a'lamiin

      Delete
  19. Cakep banget itu yang bagian masih ada hutan-hutannya. Ahhh... jepang emang bikin mupeng. Niat S2 di sana belum tercapai. Ntah buat S3 nanti. Setidaknya ada yg ngajakin conference skalian jalan-jalan ke sana, udah seneng aku. Wkwkwk.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah berkunjung, Mbak Wid, Bu Ketua IIDN.

      Semoga dimudahkan ya, Mbak

      Ini kalau di Tsukuba memang masih banyak area pertanian, perkebunan, lahan hijau seperti ini.
      Berbeda dengan Tokyo kota Metropolitan

      Delete
  20. Aku tuh senang lihat drama-drama Jepang dan Korea yang sistem transportasinya udah teratur gitu. Karena di sana aturan benar-benar dijalankan ya. Jadi masyarakatnya pun juga mau mengikuti aturan dengan senang hati.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah berkunjung, Mbak.

      Betul sekali mbak.
      Yang terpenting adalah partisipasi aktif para penggunanya

      Delete
  21. Bahkan di jalanan kecil pun tersedia halte meski nggak dilengkapi kanopi ya, Mbak. Di sini hanya berlaku untuk TransJakarta saja. Itu pun hanya di kota besar. Coba kalau di pinggiran, wusss aja deh jalannya bus.

    Menyenangkan banget nih ya merasakan transportasi yang tertib seperti di Jepang. Semoga bisa kesana dan mencobanya juga, hihihi ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah berkunjung, Mbak.

      Aamiin.
      Semoga dimudahkan ya

      Delete

Terima kasih sudah berkunjung, dan berkomentar dengan santun 😊

Cara mengisi komentar:
Pilih NAME/URL, Ketik dengan URL Blog, Isi komentar 📝