emergency state in japanjapankinkyuu jitai sengenlife in japanlife in tsukubastatus keadaan darurat di jepangtsukuba
Jumlah Kasus Covid-19 Melonjak. Awal Tahun Status Darurat Kembali Berlaku di Jepang
Semenjak akhir Bulan Oktober tahun lalu, kasus penyebaran Covid-19 di Jepang terus mengalami peningkatan. Bulan Desember, kondisi ini bukannya menurun, malah makin bertambah. Puncaknya, tujuh hari setelah tahun baru rekor kasus infeksi dilaporkan di Tokyo dan provinsi tetangga. Kasus Covid-19 di Jepang makin melonjak, awal tahun 2021 status keadaan darurat kembali diberlakukan di Jepang.
Jumlah Kasus Covid-19 Melonjak. Awal Tahun Status Darurat Kembali Berlaku di Jepang
Baru sepekan melewati suasana di tahun 2021, kasus Covid-19 di Jepang mengalami lonjakan. Sejumlah angka yang cukup tinggi dilaporkan dari wilayah ibukota Tokyo serta beberapa kota lainnya. Hal ini membuat Perdana Menteri, Yoshihide Suga mengumumkan status keadaan darurat atau disebut dengan 緊急事態宣言、kinkyuu jitai sengen.
“Kami memutuskan untuk mengumumkan status keadaan darurat untuk menahan peningkatan lebih lanjut dalam infeksi Covid-19,” kata PM Suga. “Saya menyampaikan apresiasi atas upaya publik hingga saat ini dan ingin meminta kerja sama lebih lanjut.” tambah Perdana Menteri yang sebelumnya menjabat sebagai Chief Cabinet Secretary ini.
Empat wilayah yang pada hari Jumat, 7 Januari 2021 lalu diumumkan mendapatkan status keadaan darurat yakni provinsi Chiba, Saitama, Kanagawa dan Tokyo. Pemberlakuan ini merupakan kali kedua diumumkan di negara yang sejatinya akan menggelar pesta olahraga sejagat, Olimpiade, namun ditangguhkan karena pandemi. Penetapan pertama dilakukan sepuluh bulan lalu, bulan April 2020, yang kala itu awalnya ditetapkan untuk 7 provinsi kemudian akhirnya diberlakukan untuk seluruh wilayah Jepang.
Status Keadaan Darurat ini diambil sebagai upaya pemerintah untuk mencegah semakin bertambahnya dan meluasnya jumlah Covid-19 di Jepang. Dari data, Tokyo melaporkan sejumlah 2.447 kasus infeksi baru pada hari Kamis, 7 Januari 2021, naik 1.591 daripada hari sebelumnya Rabu, 6 Januari 2021. Sementara laporan media mengutip beban kasus nasional lebih dari 7.000 kasus, juga merupakan angka tertinggi sejak awal pandemi.
Lonjakan tersebut telah memicu peringatan bahwa rumah sakit Tokyo dalam waktu dekat tidak akan dapat mengatasi masuknya pasien Covid-19. "Setiap hari kami melihat rekor jumlah infeksi. Kami merasakan krisis yang sangat serius," kata Yasutoshi Nishimura, menteri yang bertanggung jawab atas respons pandemi Jepang. Artinya salah satu yang menjadi alasan dikeluarkannya 緊急事態宣言、kinkyuu jitai sengen atau status keadaan darurat adalah untuk mengurangi beban rumah sakit merawat pasien yang terinfeksi virus.
Menurut situs resmi Perdana Menteri Jepang, tindakan ini diambil guna memerangi gelombang ketiga infeksi virus korona yang jauh lebih serius daripada yang terlihat sebelumnya dalam pandemi.
“Situasinya secara bertahap menjadi masalah di seluruh negeri dan kami memiliki perasaan krisis yang kuat,” ujar Perdana Menteri Suga. Pejabat yang baru saja terpilih pada 16 September lalu menggantikan PM sebelumnya, Shinzo Abe, yang mengundurkan diri karena kondisi kesehatan. Menurut beliau pengumuman status keadaan darurat ini tentu juga akan berdampak pada ekonomi serta kehidupan masyarakat.
Berikut ini adalah hasil terjemahan dari salah seorang WNI yang telah lama berdomisli di Jepang, Ibu Yati Anggraini, tentang garis besar penjelasan PM Suga mengenai hal-hal yang perlu diketahui dan dilaksanakan oleh semua warga masyarakat di Jepang pada 7 januari 2021 lalu.
- Pemberlakuan area 緊急事態宣言, kinkyuu jitai sengen, Emergency State adalah di Provinsi Tokyo, Chiba, Saitama dan Kanagawa
- Lama periode ditetapkan untuk status keadaan darurat ini selama 1 bulan. Berlaku mulai Jumat, 8 Januari sampai dengan Minggu, 7 Februari 2021.
- Himbauan yang dikeluarkan, antara lain:
- Pemendekan jam operasi restoran, teater dan taman hiburan yang menarik banyak orang agar hanya sampai jam 8 malam.
- Penerapan telework dan meminimalkan pegawai untuk Work From Office sampai 70%.
- Permintaan kepada warga masyarakat agar menghindari keluar rumah untuk keperluan yang tidak mendesak di atas jam 8 malam.
- Pembatasan pelaksanaan pertandingan olahraga, pagelaran musik atau konser untuk mencegah keramaian besar.
Setelah diberlakukan konsep dasar tentang penerapan terhadap diberlakukannya status keadaan darurat ini, gubernur masing-masing daerah akan merumuskan pelaksanaan secara lebih detail untuk wilayahnya masing-masing.
Langkah-langkah yang telah ditetapkan oleh pemerintah Jepang tersebut akan diberlakukan selama satu bulan, dan tidak menutup kemungkinan untuk diperpanjang dengan melihat situasi yang bekembang. Meskipun demikian, tidak seperti saat pemberlakukan status keadaan pertama di tahun 2020 lalu, kali ini taman kanak-kanak, sekolah serta tempat penitipan anak tetap dibuka.
Sebagai warga asing yang tinggal di Tsukuba, meskipun provinsi dan kota yang ditinggali tidak termasuk ke dalam wilayah yang mendapatkan status keadaan darurat, kami berusaha untuk patuh dengan himbauan yang ditetapkan oleh pemerintah. Dengan turut melaksanakan himbauan tersebut, artinya kita ikut berperan dalam upaya pencegahan infeksi. Upaya kecil namun bila dilakukan secara bersama tentu membawa hasil dan dampak yang besar.
Sekian.
Semoga bermanfaat
ARL
26 comments
Penambahan kasus terjadi juga di Jepang ya rupanya. Di Indonesia luar biasa pertambahan kasusnya. Yah, semoga bisa semakin membaik ya ke depannya keadaan kita, Mbak.
ReplyDeleteBetul mbak. Di Jepang juga terjadi hal yang sama.
DeleteSehingga seperti halnya di Indonesian, pembatasan kegiatan juga dilakukan.
Aamiin
wah iya, kata teman yg juga tinggal di Jepang, kasus covid meningkat tajam saat awal tahun
ReplyDeletesama seperti di Indonesia mbak
duh kapan ya pandemi ini berakhir
Iya, mbak.
DeleteSemoga Allah memudahkan kita dalam melewatinya. Serta saudara kita yang berilmu pun dimudahkan untuk mencari solusi
Aamiin
Wah ternyata bukan hanya di Indonesia ya, bener-bener pandemi internasional nih. Semoga mba Arsita dan keluarga sehat-sehat selalu :)
ReplyDeleteBetul mbak..
DeleteSeluruh penduduk di dunia sedang merasakan hal yang sama..
Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari semua peristiwa ini.
Doa yang sama untuk mbak Indri sekeluarga
Aamiin
Waktu awal pandemi, masih berharap Juni 2020 udah reda, asal kita patuh dng protokol kesehatan. Tapi tahun udah 2021, masih ada malah meningkat...Jadi harus tetap jaga protokol kesehatan deh smp kapan, engga tahu...Semoga tetap sehat yah...
ReplyDeleteIya mbak.
ReplyDeleteDi Jepang, warga tentu juga mulai merasa ingin kembali melalukan aktivitas seperti dulu lagi.
Tampak dari saat akhir tahun banyak juga yang liburan sebagai refreshing..
Namun keadaan ternyata bukan membaik, namun justru sebaliknya.
Semoga kita senantiasa diberikan kesabaran
Aamiin
Wah, ternyata di Jepang juga terjadi lonjakan ya mba? Adekku yang di Tokyo sejauh ini masih sering travelling. Tapi kayaknya di sana masyarakatnya lebih patuh dan sadar prokes sih ya.
ReplyDeleteWah, adiknya tinggal dimana, Mbak? Siapa tahu pernanh berinteraksi online. Hehehe
DeleteBegitu ya, Mbak? Di Tokyo sudah ditetapkan duluan.
Semoga keluarga senantiasa sehat ya, Mbak..
Iya, nih. Kayaknya di Indonesia juga kasusnya melonjak. Temanku ada yang meninggal karena corona setelah 2 minggu.
ReplyDeleteInnalillahi wa inna ilaihi roji'un
DeleteSemoga Allah lekas angkat pandemi ini ya ,Mbak
Aamiin
Saat ini hampir seluruh negara memberlakukan keadaan darurat alias kehati-hatian pada melonjaknya pandemi ini, sehingga sebagai warga negara yang baik hendaknya mengikuti saran pemerintah ya Mbak? Semoga sehat selalu Mbak.
ReplyDeleteIya, Mbak.
DeleteSejauh pengalamanku, sdsini sanksi social sangat berpengaruh, Mbak.
Warga yang melanggar aturan akan tidak merasa nyaman. Karena perbuatan yang tidak baik tersebut akan diekspos terus menerus.
Jepang juga sedang berjibaku ya dengan pandemi, seperti Indonesia. Untuk sekolah tapi tetap buka ya? Mungkin karena tingkat disiplin warga Jepang yang lebih tinggi ya. Saya salut dengan budaya disiplin mereka. Semoga keadaan lekas membaik, Mbak. Terima kasih sudah berbagi cerita tentang negara seberang. Saya suka cerita-cerita dari negara lain seperti ini. Tetap sehat selalu dan semoga sekeluarga dilindungi dari marabahaya.
ReplyDeleteDisini keadaannya serupa, Mbak.
DeleteUntuk sekolah masih dibuka, Mbak.
Tapi dengan sangat mengurangi interaksi.
Salah satunya karena memang kalo sekolah itu diusahakan berjalan kaki, atau menggunakan sepeda (mulai SMP), atau diantar kendaraan oleh orang tuanya.
terima kasih, Mbak Nieke. Saya pun senang membaca hasil pengalaman Mbak Nieke dan teman lainnya di blog.
Salam sehat ya Mbak.
Tak disangka, di negara yang kedisiplinan dan ketertibannya tinggipun status penyebaran covid nya tinggi. Semoga efektif ya aturan2 ini dan semoga pandemi cepat usai
ReplyDeleteudah lama ga main ke blognya mbak sita. di sana vaksin gimana mbak sita? apakah sudah diberlakukan?
ReplyDeleteHallo, Mbak Shafira.
DeleteMasih belum didistribusikan mbak.
Ada info sekitar februari . Sama seperti di Indonesia.. pertama adalah lini terdepan, tenaga kesehatan
Wah sepertinya memamg merata hampir ke seluruh dunia ya mbak, peningkatan kasusu covid-19 ini, termasuk di Jepang. Di Indonesia juga sama, akhirnya diberlakukan psbb kembali selama 2 pekan, di pertengahan Januari 2021. Semoga setelah ini semuanya kembali normal lagi dan wabah ini segera berakhir.
ReplyDeleteIya mbak ..
DeleteAamiin aamiin yaa robbal a'lamiin
Salut sama negara maju.
ReplyDeletePenambahan per-hari gak sebanyak Jakarta aja...langsung kalang kabut. Dibandingkan Indonesia...jauh sekali untuk kebijakan dan lain-lain.
Semoga segera ada jalan keluar yang terbaik untuk penduduk bumi agar keluar dari pandemi ini.
Aamiin~
Sehat-sehat selalu yaa..kak.
Mirip juga,Mbak
DeletePernah juga dalam satu hari di Ibukota Tokyo, jumlah warga yang terkena dalam satu harinya sampai 1000 orang.
Tingkat kejenuhan warga juga ada juga disini, Mbak.
Aamiin aamiin yaa robbal a'lamiin
Semoga mba sekeluarga baik-baik saja disana yaa..Btw dengan kasus yang ga beda-beda amat, kenapa di Indo belum boleh buka TK, sekolah dan penitipan anak ya...
ReplyDeleteTentu banyak faktor yang berperan ya, Mbak
DeleteMisalnya kesiapan kondisi moda transportasi selama masa pandemi, media penyebaran informasi tentang kegiatan sekolah, fasilitas penyedia makanan bagi anak-anak di sekolah dan lain-lain
Di sini pun, kegiatan ekskul dikurangi bahkan ditiadakan, saat di sekolah anak-anak harus benar benar menjalankan protokol kesehatan.
Informasi dan edukasi terus menerus dilakukan
Itu kenapa mbak sita terjadi lonjakan? Jepang yang dalam fikiran saya itu punya disiplin yang tinggi, ya tidak menutup kemungkinan untuk terjadi lonjakan juga ya mbak?apakah ada klaster baru mbak? Di Indonesia ini ditahun 2021 terjadi banyak bencana mbak, salah satunya di provinsi saya tinggal, yaitu Kalimantan Selatan, terjadi banjir besar yang sebelumnya banjir besar itu tidak pernah terjadi sebelumnya, ketakutan akan muncul klaster baru pasca bencana. Semoga wabah ini segera berlalu ya mbak sita. Ih kangen ih main ke blog mbak sita, lama tak bersua
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung, dan berkomentar dengan santun 😊
Cara mengisi komentar:
Pilih NAME/URL, Ketik dengan URL Blog, Isi komentar 📝