Himbauan Pemerintah Jepang Selama Pandemi COVID-19
Pekan kedua bulan April atau tepatnya tanggal 18 April 2020, Pemerintah Jepang resmi menetapkan Status Keadaan Darurat diberlakukan di seluruh Jepang. Berbeda dengan kebijakan lockdown yang diambil oleh negara Tiongkok serta negara lain. Hal ini diambil guna mencegah penyebaran COVID-19 yang naik secara signifikan pada awal bulan April. Lalu bagaimana dengan kehidupan warga Jepang setelah penetapan Status Keadaan Darurat tersebut? Berikut ini himbauan pemerintah Jepang kepada warganya selama Pandemi COVID-19.
Dua hari menjelang 1 Ramadhan 1441 H atau bertepatan dengan 23 April 2020, televisi serentak menyiarkan pidato PM Shinzo Abe perihal masukan dari para tim ahli dari Ministry of Health Lobour and Welfare atau Kementrian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan. Dua minggu sudah berlalu dari pertama kalinya penetapan masa keadaan darurat untuk tujuh Prefektur di Jepang, 7 April 2020. Siaran televisi malam itu selain berisi Pidato dari PM Jepang, berisi pula saran dan masukan kepada pemerintah dan masyarakat umum, diumumkan pula hasil evaluasi sementara dari Kementrian terkait terhadap penetapan status keadaan darurat yang telah berjalan.
Berikut ini kutipan siaran berita televisi di Jepang pada 23 April 2020 yang telah diterjemahkan oleh Ibu Yati Anggarini.
Seperti yang sudah diketahui secara luas, bahwa untuk dapat segera melewati puncak dari pandemi COVID-19, pemerintah Jepang mengharapkan kerjasama dan bantuan masyarakat untuk mengurangi aktivitas yang memerlukan kontak dari orang ke orang, minimal sebesar 70% dan sebisa mungkin berupaya agar upaya ini bisa mencapai 80%. Tim Ahli bahkan dengan tegas menyebutkan bahwa upaya mengurangi kontak dari orang ke orang senilai 65% pun masih dirasa tidak cukup guna pencegahan penyebaran COVID-19.
Selain itu, sampai berita ini disiarkan, masih banyak muncul cluster atau dugaan orang yang terkena COVID-19. Adanya cluster ini dikhawatirkan timbul karena adaanya perpindahan/pergerakan atau aktivitas orang dari dan ke kota besar. Dari trend jumlah pasien baru, bisa dilihat bahwa kelengahan warga masyarakat pada saat libur nasional pada bulan Maret yang telah lalu menyebabkan area penularan semakin meluas.
Sehingga Tim Ahli dari Ministry of Health Lobour and Welfare menilai bahwa menjelang liburan panjang Golden Week (liburan panjang setiap awal bulan Mei bagi orang Jepang) yang jatuh pada 4~6 Mei 2020, hal yang sama dikhawatirkan akan terjadi lagi.
Selain kekhawatiran bertambahnya area penularan COVID-10 di periode liburan Golden Week, Tim Ahli juga menyampaikan bahwa hal ini juga bisa disebabkan oleh masih adanya beberapa warga yang pergi dan berkumpul di area publik seperti taman serta tempat perbelanjaan terutama di waktu akhir pekan.
1. Mudik atau menghubungi/berkunjung ke keluarga secara online melalui video call
2. Saat pergi ke supermarket untuk berbelanja, lakukan dengan jumlah orang seminimal mungkin, dan pilih saat jam / waktu yang sepi
3. Jangan beraktivitas jogging beramai-ramai. Saat pergi ke taman, pilihlah waktu dan lokasi yang sepi
4. Untuk keperluan yang tidak mendesak, belanjalah secara online
5. Melakukan pertemuan makan-makan dan minum-minum (di Jepang disebut nomikai) secara online
6. Memeriksakan diri ke dokter secara remote
7. Melakukan Olah raga dan Yoga dari rumah dengan menggunakan video
8. Membeli makanan dan minuman untuk dibawa pulang (take away) atau delivery
9. Bekerja dari rumah
10. Memakai masker saat berbicara
Berikut ini adalah infografis Himbauan Pemerintah Jepang selama Pandemi Covid-19
Situs terkait:
https://www.mhlw.go.jp/content/10900000/000624048.pdf?fbclid=IwAR0vY7Ud8y_z1Om_MpRdJrg09OJRT42eyFQZqsJGfB7w4zYZBFycgruZ6MA
Selain dari 10 hal yang telah disebutkan di atas, Pemerintah Jepang terus menghimbau warga masyarakat agar melanjutkan tindakan untuk menghindari 3 lokasi rawan penularan,3の蜜,(baca: mitsu no mitsu) yang telah digaungkan semenjak awal penetapan Status Keadaan Darurat, yakni:
Sebagai 10 himbauan dari Kementrian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang yang sudah tercantum di atas serta3の密, hal lain yang terus disampaikan kepada warga adalah perihal aktivitas mencuci tangan, menjaga manner saat batuk, menjaga sirkulasi udara, dan juga menjaga kesehatan juga merupakan hal yang penting sekali untuk terus dilakukan.
Tim Ahli Ministry of Health Lobour and Welfare Japan masih terus melakukan studi dan analisa sebagai masukan kepada pemerintah mengenai kondisi dan tindakan yang diperlukan sehubungan dengan batas status keadaan darurat yang akan berakhir tanggal bulan Mei 2020.
Berikut ini kutipan siaran berita televisi di Jepang pada 23 April 2020 yang telah diterjemahkan oleh Ibu Yati Anggarini.
Seperti yang sudah diketahui secara luas, bahwa untuk dapat segera melewati puncak dari pandemi COVID-19, pemerintah Jepang mengharapkan kerjasama dan bantuan masyarakat untuk mengurangi aktivitas yang memerlukan kontak dari orang ke orang, minimal sebesar 70% dan sebisa mungkin berupaya agar upaya ini bisa mencapai 80%. Tim Ahli bahkan dengan tegas menyebutkan bahwa upaya mengurangi kontak dari orang ke orang senilai 65% pun masih dirasa tidak cukup guna pencegahan penyebaran COVID-19.
Evaluasi dari Ministry of Health Lobour and Welfare Japan
Hasil evaluasi dari Tim Ahli Ministry of Health Lobour and Welfare menyebutkan bahwa sejauh ini dari berbagai data yang telah dihimpun, terutama data informasi tentang kegiatan pergerakan dan aktivitas warga, bisa diambil kesimpulan bahwa target minimal yang ingin dicapai yakni sebesar 70% dan sebisa mungkin 80%, belum tercapai. Hal ini terutama pada hari kerja, dilihat bahwa upaya untuk melakukan teleworking dirasa masih kurang maksimal dilaksanakan.Selain itu, sampai berita ini disiarkan, masih banyak muncul cluster atau dugaan orang yang terkena COVID-19. Adanya cluster ini dikhawatirkan timbul karena adaanya perpindahan/pergerakan atau aktivitas orang dari dan ke kota besar. Dari trend jumlah pasien baru, bisa dilihat bahwa kelengahan warga masyarakat pada saat libur nasional pada bulan Maret yang telah lalu menyebabkan area penularan semakin meluas.
Sehingga Tim Ahli dari Ministry of Health Lobour and Welfare menilai bahwa menjelang liburan panjang Golden Week (liburan panjang setiap awal bulan Mei bagi orang Jepang) yang jatuh pada 4~6 Mei 2020, hal yang sama dikhawatirkan akan terjadi lagi.
Selain kekhawatiran bertambahnya area penularan COVID-10 di periode liburan Golden Week, Tim Ahli juga menyampaikan bahwa hal ini juga bisa disebabkan oleh masih adanya beberapa warga yang pergi dan berkumpul di area publik seperti taman serta tempat perbelanjaan terutama di waktu akhir pekan.
Himbauan dari Pemerintah Jepang, Ministry of Health Lobour and Welfare Japan
Dengan latar belakang hal-hal yang telah dikemukakan sebelumnya, Tim Ahli dari Ministry of Health Lobour and Welfare Japan meminta kerjasanma dari warga masyarakat untuk mematuhi 10 hal penting di bawah ini. Hal ini dengan tujuan agar target mengurangi aktivitas kontak dari orang ke orang sebanyak 80 % bisa tercapai. Adapun hal penting yang disarankan oleh pihak Ministry of Health Lobour and Welfare Japan adalah:1. Mudik atau menghubungi/berkunjung ke keluarga secara online melalui video call
2. Saat pergi ke supermarket untuk berbelanja, lakukan dengan jumlah orang seminimal mungkin, dan pilih saat jam / waktu yang sepi
3. Jangan beraktivitas jogging beramai-ramai. Saat pergi ke taman, pilihlah waktu dan lokasi yang sepi
4. Untuk keperluan yang tidak mendesak, belanjalah secara online
5. Melakukan pertemuan makan-makan dan minum-minum (di Jepang disebut nomikai) secara online
6. Memeriksakan diri ke dokter secara remote
7. Melakukan Olah raga dan Yoga dari rumah dengan menggunakan video
8. Membeli makanan dan minuman untuk dibawa pulang (take away) atau delivery
9. Bekerja dari rumah
10. Memakai masker saat berbicara
Berikut ini adalah infografis Himbauan Pemerintah Jepang selama Pandemi Covid-19
Himbauan Ministry of Health Lobour and Welfare Japan |
https://www.mhlw.go.jp/content/10900000/000624048.pdf?fbclid=IwAR0vY7Ud8y_z1Om_MpRdJrg09OJRT42eyFQZqsJGfB7w4zYZBFycgruZ6MA
Selain dari 10 hal yang telah disebutkan di atas, Pemerintah Jepang terus menghimbau warga masyarakat agar melanjutkan tindakan untuk menghindari 3 lokasi rawan penularan,3の蜜,(baca: mitsu no mitsu) yang telah digaungkan semenjak awal penetapan Status Keadaan Darurat, yakni:
Artinya
3 Lokasi “Rawan Penularan” yang harus dihindari
saat harus beraktivitas di luar rumah
Apabila Anda harus beraktivitas di luar rumah
karena konsidi mendesak atau penting, hendaklah selalu melindungi mulut Anda
dengan menggunakan masker, handuk bersih atau saputangan. Dan berhati-hatilah
untuk tidak berkumpul di tempat yang rentan terhadap infeksi cluster, serta
menghindari lokasi yang termasuk ke dalam kriteria berikut ini:
1. Ruang tertutup (tanpa jendela, pintu tertutup)
serta ruang dengan ventilasi / sirkulasi udara yang buruk
2. Tempat yang padat (jumlah orang dalam lokasi
tempat tersebut tidak disebutkan dengan jelas)
3. Tempat yang sempit (masing-masing orang tidak
bisa menjaga jarak sekitar 2 meter, sehingga saat berbicara anda menjadi bisa
menjangkau satu sama lain)
Sebagai 10 himbauan dari Kementrian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang yang sudah tercantum di atas serta3の密, hal lain yang terus disampaikan kepada warga adalah perihal aktivitas mencuci tangan, menjaga manner saat batuk, menjaga sirkulasi udara, dan juga menjaga kesehatan juga merupakan hal yang penting sekali untuk terus dilakukan.
Tim Ahli Ministry of Health Lobour and Welfare Japan masih terus melakukan studi dan analisa sebagai masukan kepada pemerintah mengenai kondisi dan tindakan yang diperlukan sehubungan dengan batas status keadaan darurat yang akan berakhir tanggal bulan Mei 2020.
Semoga bermanfaat
Salam
ARL
0 comments
Terima kasih sudah berkunjung, dan berkomentar dengan santun 😊
Cara mengisi komentar:
Pilih NAME/URL, Ketik dengan URL Blog, Isi komentar 📝