UA-169280022-1 Pengalaman Belanja di Jepang Saat Pandemi Corona - Lembar Arsita Rahadiyani, Personal Blog milik Arsita Rahadiyani Loekito berisi cerita dan pengalaman

Pengalaman Belanja di Jepang Saat Pandemi Corona

by - June 03, 2020

belanja di jepang saat pandemi corona

Aktivitas belanja merupakan aktivitas yang tidak bisa dipisahkan dengan ibu rumah tangga. Dari mulai kebutuhan seperti bahan pokok, persediaan obat-obatan, pakaian bahkan sampai skincare atau kosmetik. Saat Pandemi Corona melanda Jepang, pemerintah setempat memberlakukan pembatasan aktivitas, salah satunya memberikan panduan aktivitas belanja bagi warga. Mau tahu bagaimana aktivitas belanja di Jepang terutama saat Status Keadaan Darurat Corona masih diberlakukan? Simak pengalaman belanja di Jepang selama Pandemi Corona.

Pengalaman Belanja di Jepang Saat Pandemi Corona


Alhamdulillah, akhirnya sampai juga di bulan Juni. Untuk di Jepang, bulan keenam ini identik dengan mulai meningkatnya suhu udara serta kecenderungan turunnya hujan. Ini karena sebentar lagi Jepang akan memasuki periode musim panas. Hal yang aku syukuri adalah jelang bulan Juni kemarin pemerintah Kota Tsukuba, tempat aku tinggal selama empat tahun ini, telah mengeluarkan keputusan untuk mencabut status keadaan darurat karena Corona. Aktivitas untuk warga mulai lebih longgar, salah satunya adalah aktivitas belanja. Meskipun 緊急事態宣言, (baca: kinkyuu jitai sengen) Emergency State atau bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Status Keadaan Darurat, sudah resmi dicabut, namun arahan pemerintah dalam hal belanja tetap masih diberlakukan. Hal ini sebagai upaya pencegahan terhadap timbulnya kasus Corona baru.


Aktivitas belanja di Jepang

Belanja merupakan aktivitas vital bagi setiap orang, oleh karena itu salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah Jepang adalah memberikan himbauan serta panduan kepada warganya, sehingga meski harus beraktivitas belanja upaya penyebaran dan penularan Pandemi Corona tetap bisa dilaksanakan. 

Di Tsukuba dan juga di seluruh Jepang aktivitas belanja dilakukan di supermarket, karena pasar tradisional tidak lagi ditemukan. Hanya di tempat-tempat tertentu atau sedang dilangsungkannya festival, kita bisa menjumpai kios-kios yang menjual aneka jajanan semacam street food. Selebihnya untuk membeli kebutuhan seperti sembako sejak  empat tahun menetap di negara yang terkenal dengan bunga sakuranya ini, warga membeli kebutuhan tersebut di supermarket atau dengan belanja online.

Warga Jepang menyebut supermarket atau toko yang menjual aneka kebutuhan dengan スーパー, (baca: supa), ditulis dengan katakana, salah satu aksara yang terdapat dalam bahasa Jepang. Penulisan dengan aksara katakana dikarenakan merupakan kata yang diserap dari bahasa asing. 


Salah satu toko yang kami kunjungi setiap bulan adalah Gyoumu Supa. 業務スーパー. Toko ini merupakan tempat belanja favorit bagi warga Indonesia karena banyak menyediakan produk halal. Produk halal yang disediakan misalnya daging ayam dan sapi halal (frozen alias beku) serta olahannya seperti nugget atau karaage, aneka bumbu, camilan atau snack, ada hampir di seluruh kota di Jepang. Selain itu toko ini juga banyak tersebar di seluruh Jepang. Sehingga salah satu obrolan saat bertemu dengan komunitas Indonesia adalah tentang Gyoumu Supa. 

Topik tentang salah satu produk baru yang dijual di Gyoumu Supa akan ramai diperbincangkan oleh ibu-ibu dan sister-siter baik saat bertemu langsung maupun di group media sosial. Hehehe..

Pengalaman Belanja di Jepang Saat Pandemi Corona

Saat pekan pertama bulan Mei lalu karena kebutuhan dan keperluan yang mendesak, kami sekeluarga akhirnya harus keluar rumah untuk pergi belanja di salah satu supermarket langganan kami, Gyoumu Supa. Awal bulan Mei merupakan masa-masa penting yang dicanangkan oleh Pemerintah Jepang untuk upaya pencegahan penyebaran virus Corona, sehingga social distancing atau pembatasan aktivitas sangat digalakkan. Tak terkecuali Gyoumu Supa, mereka menerapkan himbauan yang dikeluarkan oleh pemerintah

Pada bagian kaca etalase tertera himbauan pemerintah Jepang tentang Arahan Aktivitas Belanja selama COVID=19.

Pengalaman Belanja di Jepang Saat Pandemi Corona
Panduan Cara Belanja di Jepang selama COVID-19 di kaca toko Gyoumu Supa Tsukuba. Dukumentasi Pribadi.

Baca Juga: Gyoumu Supa, Tempat Belanja Murah di Jepang

Isi himbauan Pemerintah Kota Tsukuba kepada warga tentang Cara  Belanja di Jepang selama Pandemi Corona: 
  1. Meminimalkan jumlah orang saat berbelanja. Agar berbelanja seorang diri, tidak dalam kelompok/grup. 
  2. Pakailah masker selama berbelanja, dan diharapkan agar hanya menyentuh barang-barang yang hendak dibeli. 
  3. Bawahlah daftar belanja serta persingkatlah waktu dalam berbelanja.
  4. Selalu menjaga jarak aman dengan orang/pengunjung toko lainnya.
  5. Selalu mencuci tangan saat sebelum dan sesudah aktiitas berbelanja.
  6. Saling menghargai antara pengunjung.

Hari itu bukanlah akhir pekan, sengaja kami pilih supaya kondisi pengunjung lebih sedikit, sehingga waktu berinteraksi dengan orang lain lebih sedikit. Agar sejalan dengan isi himbauan dari pihak kota Tsukuba, toko Gyoumu Supa sendiri juga mengeluarkan pengumuman tentang pembatasan jumlah pengunjung yang diperbolehkan masuk ke dalam area toko. 

Informasi bagi orang Jepang adalah sesuatu yang sangat penting. Dan hal yang selalu mereka tekankan adalah menyiarkan dan membaca informasi. Sehingga tidak heran, meskipun sudah ada informasi himbauan dari pihak kota, Gyoumu Supa sendiri memajang informasi berukuran cukup besar ini tepat di depan pintu masuk tokonya. 

Pengalaman Belanja di Jepang Saat Pandemi CoronaPengalaman Belanja di Jepang Saat Pandemi Corona

Sehingga sebelum area pintu masuk, siang itu terjadi antrian beberapa pengunjung yang hendak masuk ke dalam toko untuk berbelanja. Mengantri dengan tetap social distancing, dengan tetap menjaga jarak minimal 1 meter. Tepat di samping papan informasi ada seorang karyawan toko yang memandu dan menjelaskan bahwa untuk mencegah penyebaran COVID-19, siang ini toko sudah memberlakukan pembatasan jumlah pengunjung yang boleh masuk berbelanja. Sehingga ia memohon maaf dan pemakluman dan pengunjung agar bersedia mengantri terlebih dahulu, agar jumlah pengunjung yang berada di dalam toko tetap terkontrol. Selain memberikan penjelasan, karyawan laki-laki yang sudah berusia paruh baya tersebut, juga meminta kepada setiap pengunjung yang mengantri untuk membersihkan tangan setiap kali mereka akan masuk dan keluar dari toko selepas berbelanja. 

Saat tiba giliranku untuk masuk, bapak karyawan toko mengingatkan kembali supaya tak lupa menggunakan cairan desinfektan terlebih dahulu kemudian mengulurkan keranjang belanja yang telah ia bersihkan dengan kain lap. 

Kodisi toko sangat lengang, hanya sekitar total 15-20 orang yang ada di dalam, termasuk karyawan Gyoumu Supa. Semua pengunjung menggunakan masker di wajahnya. Tidak ada yang pengunjung yang membawa serta anak siang itu, warga benar-benar berusaha mengikuti himbauan yang dikeluarkan oleh pihak kota dan pemerintah pusat. Waktu belanja juga kupersingkat, hanya bahan-bahan yang sudah kutulis di daftar belanja yang kumasukkan ke dalam keranjang, ditambah satu pack es krim titipan anak sulung dan mie instant produk Indonesia, untuk dinikmati disaat buka puasa. Beberapa item yang kubeli siang itu adalah santan, daging ayam halal, daging sapi halal, tepung terigu, tepung tapioka, pasta bawang putih, dan bumbu. 

Pengalaman berbeda yang juga kutemukan waktu belanja di Tsukuba, Jepang selama Pandemi Corona adalah pemandangan di area kasir. 


Tidak hanya di Gyoumu Supa, yang terkenal sebagai tempat belanja di Jepang bagi ibu-ibu muslim untuk membeli bermacam produk halal, tetapi di juga di supermarket serta convinience store lain juga, yaitu pemandangan tirai plastik yang menggantung di area kasir. 


Pengalaman Belanja di Jepang Saat Pandemi Corona
Salah satu pemandangan waktu berbelanja di Jepang saat Pandemi Corona. Tirai Plastik yang menggantung di area kasir. Dokumentasi Pribadi.   

Tirai plastik ini menggantung dari bagian penyangga dekat langit-langit toko, menjuntai bawah hingga setinggi dada orang dewasa. Ini adalah salah satu upaya untuk mencegah penyebaran virus COVID-19 melalui dropplet. Meskipun sudah ada tirai plastik tersebut, karyawan toko dan pengunjung tetap dihimbau untuk menggunakan masker. Upaya berlapis dilakukan guna pencegahan penyebaran virus. 

Setelah menyelesaikan kewajiban membayar di kasir, jangan lupa untuk memasukkan sendiri barang-barang yang sudah kita beli ke dalam kantung belanja yang sudah kita bawa  dari rumah ya. Bila tidak membawa dari rumah, kita bisa membeli kantong plastik belanja di kasir dengan membayar uang sebesar 3 sampai dengan 5 yen. Jadi dengan mempersiapkan sendiri kantong plastik belanja, kita bisa sekalian berhemat. Atau cara lainnya yang juga tidak perlu membayar adalah  dengan menggunakan kardus bekas sebagai tempat untuk membawa pulang berang belanjaan kita. Yang terpenting adalah kita harus menginformasikan terlebih dahulu, salah satu dari ketiga jenis cara membawa barang belanja kita. 

Panduan Belanja di Jepang Tetap Diberlakukan Meski Status Darurat Corona Telah Dicabut

Hal-hal yang tertera dalam aktivas belanja di Jepang ini tetap diterapkan dan terus dihimbau oleh pemerintah untuk dilakukan, sebagai upaya pencegahan terhadap timbulnya kasus COVID-19 baru pasca dicabutnya Status Keadaan Darurat Skala Nasional di Jepang. 

Sebagai warga yang tinggal di suatu wilayah, sudah menjadi kewajiban kita untuk mengikuti himbauan dan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah.Begitupula dengan kami warga asing yang tinggal di Tsukuba, juga wajib melaksanakan aktivitas belanja di Jepang sesuai dengan himbauan dan arahan pemerintah setempat. 

Semoga bermanfaat.
Salam hangat

ARL

You May Also Like

20 comments

  1. salam kenal dari Jakarta ya mbak. Semangat terus menulis. Semoga kita semua bisa melewati pandemi ini, amiin....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai mbak Imelda, salam kenal juga.
      Makasih atas semangatnya mbak, iya nie aku masih pemula banget..
      InsyaAllah..Aamiin

      Delete
  2. tingkat kedisiplinan dan kepatuhan warga jepang memang nggak perlu diragukan lagi, peraturan apapun yg aku tau akan dipatuhi, mungkin karena sanksinya yang juga tegas disana
    tindakan waspada seperti ini sama juga dengan di indo ya, tirai plastik juga mulai dipasang di minimarket

    ReplyDelete
  3. Hai..mbak Ainun..
    :)
    Iya kak, menurutku kedisiplinannya karena warga disini sejak dini sudah diajarkan agar dalam berbuat sesuatu jangan sampai menyusahkan orang lain.
    Sanksi sosialnya pun tinggi mbak..
    Iya pakai tirai plastik supaya mencegah penularan via droplet

    ReplyDelete
  4. wah mirip2 di Indonesia juga ya mbak, kata ibuku pas belanja kemarin kasirnya udah dilapisi tirai plastik, trs kl mau masuk supermarket dicek suhu, wajib gunakan masker, dan wajib cuci tangan, sepanjang belanja diingatkan sm pengeras suara untuk selalu waspada dg covid-19 ini, hhh
    stay safe di sana yaaa

    ReplyDelete
  5. protokol keamanan seperti ini memang diberlakukan di seluruh dunia ya mba, Jepang menurutku sangat bagus ya meski sudah dicabut status darurat coronanya, tapi protokol keselamatan dan kesehatan warganya tetap diperhatikan karena memang kondisinya belom benar2 aman

    ReplyDelete
  6. Assalamualaikum Mbak...salam kenal dari Malang. Saya suka banget berbelanja, dan kebetulan selama pandemi hanya beberapa kali ke minimarket sebelah rumah, seringnya pada abang sayur sih..namun harus jaga jarak. Suka dengan tulisan-tulisan tentang kehidupan/ritunitas tinggal di negara orang saya Mbak.

    ReplyDelete
  7. Ini keren banget tindakan preventifnya sana. Aku belum pernah ke mini market lagi sih mbak sejak pandemi. Tapi semoga aja di sini udah niru sana.

    Beberapa toko di sini, ada yang udah ngasih tirai plastik gini untuk melindungi dari droplet. Meski belum semuanya ya.

    ReplyDelete
  8. memasukkan barang belanjaan sendiri, nah ini kayaknya belum banyak ditemui di Indonesia, soalnya supermarket deket rumah masih belum begitu hehe

    ReplyDelete
  9. Kurang lebih aturannya mirip sama di Indonesia ya Mbak. Cuma bedanya kalau di sini pengunjung masih banyak yang gak tertib, Belanja bawa orang sekeluarga, anak-anak juga dibawa. Saya kok malah ngeri sendiri lihatnya.

    ReplyDelete
  10. Saya kok melihatnya warga di Jepang sangat taat pada pemerintahnya ya. Bahkan pasar tradisional jg tidak ada ya mba, kalau sya baca dari cerita mba. Kalau di negara kita masyarakatnya masih banyak yg tidak patuh. Sedih rasanya

    ReplyDelete
  11. Saya baru aja pulang dari supermarket hehe, nggak jauh berbeda peraturannya dengan disini, Alhamdulillah supermarket dekat rumah, memberlakukan protokol kesehatan Sesuai arahan pemerintah. Sebelum masuk di cek suhu plus dikasih cairan desinfektan, pengunjung dan pegawai supermarket wajib pakai masker, serta anak dibawah 7 tahun tidak diperbolehkan masuk, di luar lun disediakan tempat untuk cuci tangan.

    ReplyDelete
  12. Salam kenal dari Bandung, Mbak Arsita. Sekarang di Indonesia pun begitu, protokol kesehatan di RS dan temat berbelanja Kaya supermarket diberlakukan, tapi kurang tahu kalau di pasar tradisional, ya. Belum ke pasar lagi sayanya. Belum lagi Naik angkutan umum, sosial distancing emggak diberlakukan. Ngeri, ya? Saya lihat masyarakat udah semakin longgar, padahal kasus COVID-19 ini terus meningkat, loh. Moga pandemi ini cepat berlalu,ini pasti harapan semua orang

    ReplyDelete
  13. Tak jauh beda dengan Indonesia. Protokol kesehatan benar-benar dijalankan. Terutama dari pihak toko atau swalayan. Tapi sayangnya, pengunjung yang kadang gak peduli. Bergerombol dan main serobot. Saya lebih sering mengalah dari pada harus berdekat2an saat belanja.

    ReplyDelete
  14. Penerapan protokol kesehatan selama pandemi covid-19 ini akan menjadi kebiasaan baru ya mbak dalam kehidupan kita sehari-hari. apalagi di jepang sana, yang sedulunya sudah tertib, dalam kondisi pandemi ini pastinya jauh lebih tertib. Pasti menyenangkan ya mbak bisa menjadi bagian keseharian budaya dari negera lain :)

    ReplyDelete
  15. kalau di Jepang kayaknya gak perlu diragukan ya, orangnya patuh-patuh semua kan ya.
    saya juga baru Kamis kemarin nih belanja di supermarket lagi, dan syukurnya pengunjung patuh pakai masker juga dan jaga jarak. tapi sekarang udah gak bisa me time lagi deh jadinya, padahal belanja itu kan salah satu me time mamak juga ya hihih.
    semoga pandemi ini segera berlalu agar aktivitas bisa jalan seperti biasanya :)

    ReplyDelete
  16. Wirip-mirip di Indonesia ya mba. Tapi sepertinya disana lebih tertib.
    semoga ya virus ini segera pergi. kita bisa hidup tanpa rasa takut dan khawatir berlebih. tetap sehat yaaa jaj Arsita.
    salam kenal

    ReplyDelete
  17. Di mini market dekat rumahku juga sama seperti kasir di sana, ada tirai yang menggantung dan kasirnya memanggungkan masker juga. Jadi double proteksi ya, bagus

    ReplyDelete
  18. Hampir sama dgn di Indonesia. Hanya saja, warga +62 gak bs disiplin kayak warga Jepang. Jadinya, di Indonesia kayak gk ada Corona, apalagi saat new normal

    ReplyDelete
  19. Hampir sama dengan di Indonesia, tapi di Indonesia banyak orang sakti kayanya hahaha aku pernah lihat beberapa orang ke pasar tradisional nggak pakai masker :(

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung, dan berkomentar dengan santun 😊

Cara mengisi komentar:
Pilih NAME/URL, Ketik dengan URL Blog, Isi komentar 📝